Translate

Apakah Multiverse/Dunia Parallel Itu Benar-Benar Ada?

ARE MULTIVERSE IS TRUE?

Berbicara tentang sains memang tidak ada habisnya. ada banyak topik dan misteri di dunia ini yang banyak belum terpecahkan salah satunya adalah tentang dunia multiverse atau dunia balik, yaitu adanya kehidupan yang sejalan dan beriringan dengan kita.

Lantas, Benarkah multiverse itu Benar-Benar Ada?

ilustrasi multiverse
Ketika berkata “dunia lain” masyarakat Indonesia pasti punya makna relevansi terhadap hal mistik nan gaib alias horor. Akan tetapi, sayangnya kita harus memecah stereotype tersebut karena kita akan membahas “dunia lain” yang dalam fisika dikenal sebagai MULTIVERSE, dan tidak ada kaitannya dengan mistis. Mungkin ini akan mereduksi minat sebagian pembaca karena memang pembahasan mengenai multiverse itu ribet untuk dimengerti. Terkadang untuk paham banget butuh mendalami teori string, teori inflasi abadi, dan berbagai macam teori yang buat pusing kepala. Mungkin di sini saya, Resedivis_, akan sedikit membuat perasaan pusing itu terminimalisir.
Sebelum lebih jauh membahas tentang Multiverse, ada baiknya kamu mengenal apa itu Multiverse.
Multiverse bisa berarti:
§     Alam semesta jauh di luar “alam semesta” yang terlihat oleh kita. Sejauh-jauhnya kita melihat hanyalah sebatas jauhnya teleskop luar angkasa Hubble melihat. Di luar sana siapa tahu ada alam semesta lain yang mungkin sama dengan alam semesta kita.
§      Alam multidimensi. Alam semesta kita adalah alam tiga dimensi, yang artinya diperlukan tiga titik untuk menentukan posisi kita secara tepat. Bisa jadi alam tiga dimensi ini adalah bagian dari alam empat dimensi. Kita tidak pernah bisa mengamati dimensi ke empat itu karena ukurannya jauh lebih besar dari dimensi kita.
§   Alam paralel. Seperti pada percobaan kucing Schrödinger, kucing dianggap tidak hidup dan mati secara bersamaan tapi alamnya bercabang menjadi dua, yaitu alam yang berisi kucing hidup dan alam yang berisi kucing mati. Ini adalah paradoks terbesar dalam dunia fisika.
§       Alam yang punya hukum alam yang beda dengan kita. Kita punya hukum alam sendiri seperti gravitasi yang selalu tarik menarik dan elektromagnet yang mempunyai muatan. Bisa jadi entah di mana ada alam yang punya hukum alam yang sangat berbeda dengan hukum alam punya kita. Misalkan gravitasi yang bisa tarik menarik dan tolak menolak, atau elektromagnet yang punya lebih dari dua jenis muatan, dan sebagainya.

Ada tiga teori baru yang menopang kemungkinan adanya universe lain.
§  Big bang theory (Chaotic Inflation) : Big bang hanya menceritakan bahwa semesta terjadi karena sebuah ekspansi ruang dan waktu. Tapi teori ini tidak bercerita tentang apa yang ada sebelum terjadi ekspansi, atau kenapa terjadi ekspansi, dan seterusnya. Andrei Linde mengusulkan satu teori yang dikenal sebagai Chaotic Inflation. Dalam teori ini, semesta kita hanyalah bagian dari suatu ruang yang lebih luas. Dalam ruang ini terjadi banyak big bang akibat aktivitas energi berlebih. Tidak semua ahli fisika setuju dengan teori ini.
§  Dark energy theory : Hal yang menghubungkan teori  dark energy dengan multiverse adalah besarannya. Besar dark energy yang ada di semesta kita sangat tepat untuk memberi kesempatan partikel-partikel hasil ledakan big bang untuk berkumpul dan membentuk galaksi-galaksi, planet-planet, serta kemudian memungkinkan adanya kehidupan. Pertanyaannya, kenapa dark energy di semesta ini bisa memiliki besar yang demikian? Pertanyaan ini dijawab dengan ‘possibilities‘. Jika kita membayangkan dalam ruang di luar semesta kita terjadi banyak big bang, maka ada banyak kemungkinan besar dark energy untuk tiap semesta yang terbentuk. Hanya saja, di semesta kita kebetulan besarnya ‘pas’.
§  String theory : Teori ini berhubungan dengan sesuatu yang membentuk quark (bagian terkecil yang diketahui dari suatu partikel). Sesuatu ini berupa gelang yang bergetar ke segala arah, tidak hanya dalam arah tiga dimensi tetapi enam atau lebih dimensi. Kemungkinan dari jumlah dimensi yang mungkin ada sebanyak 10 pangkat 200. Nah, beberapa fisikawan menyatakan, jumlah itu kemungkinan bisa saja terjadi di setiap universe yang ada dalam multiverse.

     Banyak orang bertanya-tanya tentang dunia parallel/multiverse

Selama beberapa dekade terakhir, sebuah klaim luar biasa telah memikat para kosmolog: alam semesta mengembang yang kita saksikan di sekeliling kita bukanlah satu-satunya; miliaran alam semesta lain ada di luar sana. Bukan satu universe—yang ada multiverse. Dalam artikel-artikel Scientific American dan buku-buku seperti karangan terakhir Brian Green, The Hidden Reality, para ilmuwan terkemuka sudah membahas revolusi super-Copernican. Dalam pandangan ini, bukan hanya bahwa planet kita adalah salah satu dari sekian banyak planet, tapi juga bahkan keseluruhan alam semesta kita tidak signifikan pada skala kosmik segala sesuatu. Ia cuma satu dari banyak alam semesta tak terhitung, masing-masing mengerjakan urusannya sendiri.
Kata “multiverse” memiliki makna-makna berlainan. Astronom mampu melihat ke jarak sekitar 42 miliar tahun-cahaya, horizon visual kosmik kita. Kita tak punya alasan untuk menyangka alam semesta berhenti sampai di situ. Di baliknya boleh jadi banyak—bahkan tak terhingga—domain yang sangat mirip dengan yang kita saksikan. Masing-masing memiliki distribusi materi awal berlainan, tapi hukum fisika yang sama beroperasi di semuanya. Hampir semua kosmolog hari ini (termasuk saya) menerima tipe multiverse ini, yang Max Tegmark sebut “level 1”. Tapi sebagian beranjak lebih jauh. Mereka mengemukakan jenis-jenis alam semesta amat berbeda, dengan fisika berbeda, sejarah berbeda, barangkali jumlah dimensi ruang berbeda. Sebagian besar hampa, walaupun sebagian lain disesaki kehidupan. Pendukung utama multiverse “level 2” ini adalah Alexander Vilenkin, yang melukis sebuah gambar dramatis berupa set alam semesta tak terhingga dengan jumlah galaksi tak terhingga, jumlah planet tak terhingga, dan jumlah orang tak terhingga dengan nama Anda dan sedang membaca artikel ini.
Klaim-klaim serupa telah dilontarkan sejak zaman purba oleh banyak kebudayaan. Yang baru adalah penegasan bahwa multiverse merupakan teori ilmiah, dengan segala implikasi matematika yang keras dan dapat diuji secara eksperimen. Saya skeptis terhadap klaim ini. Saya tidak percaya eksistensi alam-alam semesta lain itu telah terbukti—atau bisa terbukti. Para pendukung multiverse, selain memperluas konsepsi kita akan realitas fisik, secara implisit sedang mendefinisikan ulang apa yang dimaksud dengan “sains”.

DUNIA PARALLEL/MULTIVERSE

Dunia Paralel adalah sebuah dunia yang berjalan sejajar dengan dunia realita. Di samping kehidupan yang kita kenal dan kita jalani sekarang, ada satu atau lebih kehidupan lain yang juga berjalan secara bersamaan dalam dunia paralel.
Awalnya dunia paralel hanya sebuah imajinasi dalam cerita fiksi, tapi kini makin banyak teori yang dijadikan jembatan untuk menjelaskan dan mendukung keberadaan dunia paralel. Para ilmuwan fisika berada di garis depan sebagai pihak yang mencoba menjelaskan kemungkinan keberadaannya.
Ahli fisika Dr. Michio Kaku menganalogikan keberadaan parallel universe bagi kita seperti adanya daerah luar kolam bagi seekor ikan gurami yang tinggal dalam sebuah kolam. Ikan gurami tersebut nggak bisa melihat daerah luar kolam karena keterbatasan 'teknologi' yang ia miliki. Demikian juga, manusia belum bisa melihat alam semesta lainnya dengan alasan yang sama. Meski ikan gurami nggak bisa melihat kehidupan lain di luar kolam, tapi dia bisa tahu ada kehidupan lain dari getaran yang ia rasakan melalui gelombang di permukaan air kolam akibat tetesan air hujan. Getaran yang dirasakan ikan gurami itu adalah gravitasi dan cahaya dari alam semesta lain.
Dasar teori parallel Universe adalah ketidakterbatasan jagat raya yang memberikan kemungkinan adanya alam semesta lain. Saat ini diperkirakan ada 1011 galaksi di jagad raya. Jadi, bukan nggak mungkin jika selain di galaksi yang kita tinggali ada kehidupan yang juga sedang berlangsung. Para Ahli fisika kuantum jelas-jelas menyatakan percaya bahwa tiap detik tercipta dunia paralel seseorang, yang berisi kemungkinan kejadian, termasuk kebalikan dari peristiwa yang kita alami di dunia nyata. Misalnya di dunia nyata kita bisa menyebrang jalan dengan selamat. Di dunia paralel pertama, kita bisa aja berhasil menyeberang tapi kemudian tersungkur, di dunia paralel berikutnya bisa aja kita bahkan nggak tertolong karena sewaktu menyebrang ada mobil yang sedang melaju kencang ke arah kita.
Max Tegmark seorang prof fisika dan astronomi di universitas Pennsylvania sangat percaya keberadaan parallel universe ini. Dalam salah satu artikelnya yang berjudulu 'parallel Universe', Max Tegmark mengungkapkan bahwa ada 4 tingkatan parallel universe.

Level I : Beyond Our Cosmic Horison:
Merupakan teori parallel universe yang paling kecil tingkat kontoversialnya.Teori ini menyatakan bahwa parallel universe tidak dapat kita lihat karena ia berada diluar garis horison alam semesta kita. Analoginya seperti kita melihat kapal di tengah laut. Kita tidak dapat melihat kapal apabila ia berada di luar horison. Tetapi jika kapal itu mendekati kita , dan masuk dalam horison , kita akan dapat melihat kapal itu sedikit demi sedikit. Parallel universe level I oleh ahli fisika digambarkan bahwa alam semesta kita seperti gelembung udara yang saling berdesak-desakan dalam ruang yang disebut jagad raya.

Level II : Other Postiflation Bubbles :
Level ini menyatakan , bila alam semesta pada level I dapat dikelompokkan menjadi satu multiverse , maka jagad raya ini terdapat banyak multiverse. Teori ini didasarkan pada teori Chaotic Eternal Inflation , yang menyatakan bahwa jagad raya kita terus berkembang semakin membesar sejak terjadinya big bang hingga sekarang. Teori ini menyatakan bahwa kita selamanya tidak dapat melihat multiverse lainnya dikarenakan cepatnya perkembangan jagat raya yang menjadi perantara multiverse.

Level III : Quantum Many World :
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya berada disekitar kita! Teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang menyatakan bahwa proses kuantum acak menyebabkan alam semesta bercabang dengan banyaknnya kemungkinan yang terjadi. Perbedaan mendasar pada level I dan III adalah letak alam semesta yang sama dengan alam semesta kita.Level I menyatakan bahwa alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada diluar horison , sedangkan level III mengatakan alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada pada cabang kuantum lainnya. Level III merupakan teori parallel universe yang paling tinggi kontroversialnya , karena teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang juga kontoversial.

Level IV : Other Mathematical Structures :
Merupakan teori paralllel universe yang matematis dan menggunakan semua kemungkinan yang ada. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya tidak hanya berada di luar horison alam semesta kita tetapi juga berbeda dengan alam semesta kita dalam segala hal , misalnya : waktu , hukum fisika , dan jagat raya. Alam semesta pada level IV ini sangat sulit untuk divisualisasikan karena banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi. Salah satu buktinya adanya parallel universe ini ditemukan oleh dua orang ahli fisika , Dr.Robert Foot dan Dr.Saibal Mitra , Melbourne , Australia. Bukti tersebut mereka temukan pada penelitian asteroid Eros berupa adanya percikan mirror matter. Mereka mendefinisikan mirror matter sebagai bayang cermin dari sesuatu yang ada di alam semesta sebagai penyetabil alam semesta. Mirror Matter ini ada sebagai pemenuhan kodrati alam yang selalu simetris dan mempunyai dua sisi , kanan dan kiri. Alam semesta adalah sisi kiri dan mirror matter adalah sisi kanannya. Kita pada saat ini belum dapat melihat keberadaan mirror matter karena ia berinteraksi dengan alam semesta kita hanya melalui gravitasi.

MISTERI DUNIA PARALLEL

Gagasan tentang dunia paralel sudah mengemuka di awal era 1920-an, Teori dunia paralel menyatakan bahwa kehidupan manusia beserta alam semesta ini [universe] sebenarnya ada banyak. Banyak semesta ini berjalan secara paralel satu sama lain. ketika itu banyak peneliti meragukan tentang teori ini, keberadaan dunia paralel baik yang sama dengan dunia kita maupun yang berbeda belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Para ahli kuantum percaya bahwa setiap hari, bahkan setiap detik, sebuah dunia paralel tercipta. dunia paralel ini berjalan beriringan, tp masing-masing dunia tidak menyadari kehadiran yg lainnya. yang satu merupakan imajiner terhadap yang lain. namun tidak ada yang bisa memastikan mana yang sebenarnya nyata.

Bagi anda yang pernah menonton film The One yang dibintangi Jet Li mungkin paham dengan definisi dunia paralel, dimana diceritakan dalam film tersebut bahwa perpindahan antara dunia satu ke dunia yang lain adalah mungkin. ada teori yang menggambarkan keberadaan dunia paralel sebagai dunia maya, tetapi kita tidak bisa berinteraksi dengan entitas di dalamnya. teori ini mengilustrasikan keparalelan dunia disini dengan banyak garis yang saling bersilangan. Dimana satu garis menggambarkan sebuah dunia/universe. Dunia paralel ada, ketika manusia dihadapkan pada suatu persimpangan, atau suatu hal yang membuat seseorang memilih. Penjelasan ini dapat dipermudah, dengan menggunakan eksperimen ‘kucing Schrodinger’. Dimana saat pelaku eksperimen memutuskan untuk membuka kotak maka otomatis akan tercipta dua dunia yang baru. Dunia pertama dimana kucing ditemukan hidup, dan dunia satunya dimana kucing ditemukan mati.
Contoh lain, ketika seseorang, sebut saja Dende yang dihadapkan pada suatu pilihan yang mengharuskan dia memilih antara A, B, C, D, atau E [anggap saja dende sedang menghadapi SPMB]. Maka akan terciptalah dunia-dunia dengan dende-dendenya masing-masing sesuai pilihannya masing-masing. Pada dunia pertama dende memilih A, pada dunia kedua dia memilih B, dan juga seterusnya sampai pilihan E. Selain itu muncul juga dunia dimana dende memutuskan untuk tidak memilih apa-apa [karena kalau salah nilainya minus], atau dunia lain lagi dimana dende memutuskan untuk lari meninggalkan ruang kelas [karena kena diare misalnya], atau dunia lain dengan situasi yang tak hingga banyaknya.

Karena hal tersebut berlaku untuk setiap manusia maka jumlah dunia paralel yang ada bisa dihitung. Yaitu jumlah manusia yang ada di muka bumi dikali jumlah pilihan-pilihan yang ada di tiap detik kehidupan tiap individu. Hasilnya tak hingga. Karena jumlah pilihan yang dihadapi tiap manusia dalam hidupnya tak hingga. Dalam kepercayaan agama Budha pernah dikatakan bahwa dalam sebutir pasir pun ada kehidupan dan kehidupan itu tidak terhingga tanpa batas.
Masih dalam teori yang sama ending-ending yang berbeda tadi, tidak mutlak terjadi hanya karena satu langkah awal. Akan tetapi terdapat percabangan-percabangan yang memungkinkan ending yang berbeda. Sebagai contoh, dende yang memilih pilihan A, bisa saja juga berakhir di Institut Tempat orang Bodoh. Misalnya, di tengah-tengah masa kuliahnya, di semester 6 misalnya, beban kuliah yang overload membuatnya jadi stres; kemudian dia jadi gila. Atau mungkin malah kasus sebaliknya, dende yang tidak lulus SPMB; depresi; in spite of jadi gila dia menulis buku; ternyata bukunya laris; jadilah orang kaya raya. Intinya, suatu akhir cerita [dende kaya raya atau dende gila], dapat ditempuh dari dunia-dunia yang berbeda, seperti halnya satu awal cerita [dende menghadapi SPMB] dapat menimbulkan dunia-dunia yang berbeda.
Sebenarnya masih banyak teori-teori lain yang dikemukakan sehubungan dengan keberadaan dunia lain atau paralel. Saat ini penelitian yang difokuskan kepada teori dari Albert Einstein: ”Tuhan kan tidak bermain dadu”. Dalam hukum Newton, segalanya pasti dan terukur, dalam dunia Kuantum, tidak ada yang benar-benar pasti, yang ada, hanya Probabilitas (Uncertanity Principle, Heisenberg). Dan sejak itu keberadaan Dunia Kuantum pun menjadi makin populer ke seluruh dunia.

Dan apa yang ada disana? 

Para ahli memperkirakan dunianya akan mirip seperti dunia kita, tapi sedikit berbeda, similar, but not exactly the same. Mungkin akan ada tata surya yang sama dengan kita, dengan Matahari, bintang, planet, Bumi, bahkan orang-orang yang mirip dengan kita, tapi mungkin hidupnya berbeda. Mungkin Elvis disana masih hidup, mungkin Napoleon menang perang Waterloo dan menjadi penguasa Eropa. Mungkin. Bagaimana para saintis itu tahu? I don’t know, mari kita ikuti penemuan selanjutnya dari para ahli.

ADAKAH BUKTI YANG MENUNJUKKAN TENTANG EKSISTENSI DUNIA PARALLEL?

Berbicara tentang dunia parallel memang sulit untuk di percayai apalagi tanpa bukti yang kuat dan nyata. Namun beberapa kisah ini mungkin menunjukkan adanya dunia parallel atau dunia parallel itu benar adanya dan memang benar-benar eksis keberadaannya.

1.       Kota melayang Yang Muncul Di langit Cina
Kamu mungkin pasti pernah mendengar berita tentang hebohnya penampakan seperti kota di atas awan yang ada di langit Cina. Hal ini mungkin menguatkan bahwa memang benar adanya dunia parallel. Menurut saya secara pribadi, kemungkinan kota itu bisa menampakkan diri di atas langit Cina di karenakan adanya teknologi canggih yang ada di multiverse miliknya sehingga dapat menampakkan diri di multiverse milik kita. Jika kamu penasaran  dengan penampakan kota tersebut, kamu dapat melihat videonya di sini.
2.       Lelaki misterius dari taured
Pada suatu hari di tahun 1954, seorang pria yang tak disebutkan namanya melakukan perjalanan ke Tokyo. Awalnya, semua terlihat normal, namun ketika mendarat di Bandara Internasional Tokyo, kejadian aneh pun mulai terlihat.Pria tersebut diminta untuk menunjukkan paspornya. Yang bikin aneh, dalam paspor tersebut tercantum nama Negara yang tak pernah terdengar di bumi, yaitu “Taured”. Pria misterius tersebut mengatakan bahwa Taured terletak diantara Spanyol dan Prancis.Setelah melewati introgasi yang panjang dan membingungkan, akhirnya pria misterius tersebut diantarkan ke sebuah hotel. Pintu masuk kamar pria tersebut dijaga oleh 2 petugas imigrasi. Keesokannya harinya, saat mereka masuk ke dalam kamar tersebut, ruangan itu kosong dan pria misterius telah lenyap tanpa jejak. Yang bikin aneh, bagaimanaa cara pria itu keluar. Jalan satu-satunya adalah jendela, namun kamar ini berada di lantai 15. Pencarian telah dilakukan, namun tak seorang pun yang dapat menemukan pria misterius tersebut.
3.            Ong Hat
Ong Hat didirikan di New Jersey pada abad ke-19 oleh seorang pria bernama Ong setelah ia melempar topinya ke udara. Namun Topi itu hilang tanpa jejak dan dianggap terbang ke dimensi lain. Pada tahun 1920, kota Ong Hat ditinggalkan dan dikenal sebagai kota hantu. Meski demikian Ong Hat tidak dilupakan begitu saja.Beberapa tahun kemudian, tiga orang ilmuwan mendirikan suatu institusi berbasis ‘chaos’ di Ong Hat, New Jersey. Disana para ilmuwan mengaku menemukan ‘pintu gerbang’ berbentuk telur yang menuju dimensi lain. Mereka mengatakan menjelajahi sebuah dunia yang tidak dihuni manusia, hanya ada tanaman dan air disana.
4.         ANAK HIJAU DARI WOOLPIT
Anak-anak berkulit hijau dikisahkan muncul di Woolpit di Suffolk, Inggris, sekitar abad ke-12, kemungkinan selama masa pemerintahan Raja Stephen. Anak-anak tersebut, laki-laki dan perempuan, secara umum berpenampilan biasa kecuali kulitnya yang berwarna hijau. Mereka berbicara dalam bahasa yang tidak diketahui, dan hanya mau memakan kacang hijau. Akhirnya mereka belajar makan makanan lainnya dan warna hijau kulit mereka memudar, namun si anak lelaki menjadi sakit-sakitan dan meninggal tak lama setelah mereka dibaptis. Anak yang perempuan memulai hidup barunya, tetapi ia dianggap "agak bebas dan serampangan dalam bertingkah."[2] Setelah ia belajar berbahasa Inggris, si anak perempuan menjelaskan bahwa ia dan saudaranya berasal dari Negeri St Martin, dunia bawah tanah yang penghuninya berwarna hijau.
Catatan agak kontemporer hanya terkandung dalam Chronicum Anglicanum karya Ralph dari Coggeshall dan Historia rerum Anglicarumkarya William dari Newburgh, masing-masing ditulis sekitar tahun 1189 dan 1220. Antara masa itu dan penemuan kembali kisah itu pada pertengahan abad ke-19, anak-anak berkulit hijau tampaknya hanya muncul dalam karya Uskup Francis GodwinThe Man in the Moone, yang menceritakan catatan William dari Newburgh.[3]
Dua pendekatan telah mendominasi penjelasan tentang kisah anak-anak hijau: bahwa itu adalah cerita rakyat yang menggambarkan perjumpaan khayalan dengan penghuni dari dunia lain, kemungkinan dari bawah tanah atau bahkan kehidupan dari luar angkasa, atau itu merupakan kisah peristiwa sejarah yang diputarbalikkan. Kisah itu diakui sebagai kisah fantasi ideal oleh penyair anarkis dan kritikus Herbert Read dalam English Prose Style karyanya, diterbitkan tahun 1931. Kisah itu memberi inspirasi dalam satu-satunya novel karyanya, The Green Child, ditulis tahun 1934.
5.    Bertemu The Beatles
Masih ingat dengan grup musik The Beatles yang populer di era 60-an? Mungkin sebagian besar dari kalian belum terlahir di dunia ini pada masa itu. Sehingga kalian pun hanya bisa menyaksikkan grup musik berstyle poni tersebut hanya melalui rekaman video dan foto.Namun apa yang dialami oleh pria dengan nama samara James Richards ini dapat dikatakan sebagai suatu keberuntungan. Pada tanggal 9 September 2009, pria yang berasal dari California tersebut mengaku sedang mengejar anjingnya yang sedang berlari. Secara tak terduga, ia terjatuh ke dalam suatu lubang dan tak sadarkan diri. Saat terbangun ia menemukan dirinya berada di dalam suatu ruangan yang asing. Ia bertemu dengan seorang pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Jonas. Richard mengaku membicarakan tentang Grup The Beatles bersama Jonas. Anehnya, Richard mengaku melihat anggota The Beatles masih hidup.Richard mengatakan bahwa Ia kembali ke ‘masanya’ dengan menggunakan suatu mesin. Ia membawa rekaman The Beatles berjudul “Everyday Chemistry” dari dimensi lain, lalu menguploadnya ke website pribadinya.
Ini adalah beberapa kisah dari sekian banyak kisah orang-orang yang pernah melihat dunia parallel, entah benar  atau  tidak, terserah kamu untuk mempercayainya atau tidak.

Adakah hubungan deja vu dengan dunia parallel?

banyak orang yang merasakan fenomena Deja Vu, mungkin termasuk anda, itu adalah sebuah perasaan atau kesan bahwa anda pernah mengalami, menyaksikan atau memiliki pengalaman yang sama persis dengan sebuah peristiwa sebelumnya.
Makna dari Deja Vu berasal dari bahasa Prancis yang memiliki arti "Pernah Melihat". Ini adalah fenomena yang umum namun masih sangat sedikit untuk dapat dipahami. Sebagian besar dari kita saat berada ditempat yang baru namun kita merasa yakin bahwa kita pernah kesana atau berada disana sebelumnya, namun seringkali kita merasa kesulitan untuk memahami bagaimana hal tersebut mungkin terjadi padahal seingat kita tidak pernah kesana sebelumnya.
Untuk waktu lama, sensasi aneh ini seringkali dikaitkan dengan fenomena paranormal ataupun gangguan neurologis. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan mempelajari fenomena ini dan sejumlah teori tentang deja vu muncul yang menunjukkan bahwa itu bukanlah hanya sebuah kesalahan yang terjadi dalam sistem memori otak kita.

Psikolog menyebutkan bahwa deja vu mungkin terjadi ketika aspek-aspek tertentu dari sebuah situasi saat ini mirip dengan aspek-aspek tertentu dari situasi yang pernah terjadi sebelumnya. Jika banyak terjadi tumpang tindih antara unsur-unsur dari situasi yang lama dengan siatuasi yang baru maka kita akan mendapatkan perasaan kesamaan yang sangat kuat.
Penjelasan alternatif lainnya adalah berkaitan dengan ramalan, kenangan hidup masa lalu, Clairvoyance (kemampuan supranatural untuk melihat sebuah objek atau perbuatan seseorang dimasa lalu), atau hal mistis lainnya yang memenuhi kondisi tertentu dalam perjalanan hidup.
Apapun penjelasan yang ada sebelumnya mengenai deja vu, deja vu tetap saja merupakan fenomena yang universal dengan kondisi manusia dan dasar dari penyebab mengenai fenomena ini masihlah tetap merupakan misteri.
Kemungkinan lain yang menarik adalah rahasia tersembunyi hubungan antara deja vu dengan dunia paralel (Paralel Universal). Seperti banyak yang sudah mengetahui bahwa multiverse adalah teori dimana alam semesta yang kita ketahui bukanlah satu-satunya alam semesta namun alam semesta ada banyak dan sejajar satu sama lain. Alam semesta yang berbeda-beda ini dalam teori multiverse disebut sebagai paralel universe (alam semesta paralel).
Menurut Dr Michio Kaku, seorang pengajar Fisika di City University of New York: Fisika kuantum menyatakan bahwa ada kemungkinan bahwa deja vu mungkin disebabkan oleh kemampuan anda untuk menyelip diantara dua alam semesta yang berbeda.
Dr Kaku menyebut nama Prof Steve Weinberg seorang ahli teori fisika dan pemenang hadiah nobel sebagai pendukung gagasan dari Multiverse. Weinberg menyebutkan bahwa ada jumlah yang tak terbatas dari dunia paralel bersamaan dengan dunia kita dalam ruangan yang sama.
"Ada ratusan gelombang radio berbeda yang disiarkan disekitar anda dari stasiun-stasiun yang jaraknya berbeda-beda, pada satu kejadian kantor, mobil anda atau ruang tamu anda penuh dengan gelombang radio namun jika anda menghidupkan radio anda hanya dapat mendengarkan satu frekwensi radio pada saat itu, frekuensi lainnya tidak satu phase satu sama lainnya"
Setiap stasiun radio memiliki frekuensi yang berbeda, energi yang berbeda akibatnya radio anda hanya dapat beralih ke salah satu siaran radio dalam satu waktu. Demikian juga dengan alam semesta kita, kita disetel ke frekuensi yang sesuai dengan realitas fisik kita.

Namun ada jumlah tak terbatas dari realita parelel yang bersamaan berjalan dengan kita di ruang yang sama namun kita tidak dapat mengatur untuk dapat pindah ke dunia paralel yang satu ke yang lainnya (masih belum bisa).
Dr.Michio Kaku

Sementara untuk radio dapat disetel untuk pindah ke frekuensi tertentu dan dengan demikian seperti sebuah stasiun radio tunggal alam semesta kita terdiri dari atom-atom yang berosilasi pada frekuensi yang unik yang tidak memberikan vibrasi pada alam semesta yang lain.
Alam semesta biasanya tidak "dalam fase /in phase", yang bergetar pada frekuensi yang sama, yang satu sama lain karena selisih yang disebabkan oleh waktu, namun disaat mereka "dalam fase" secara teoritis kita dapat "bergerak maju dan mundur" diantara alam-alam semesta itu.
Jadi meskipun masih "belum pasti" namun bisa jadi bahwa saat anda mengalami deja vu anda "bergetar bersama-sama" dengan dunia paralel anda lainnya seperti yang dikemukakan oleh Dr Michio Kaku.

Percayakah kamu akan eksis nya dunia parallel?Mungkinkah pengalaman déjà vu yang pernah kita alami adalah jendela bagi dunia parallel ? itu kembali kepada kita sendiri utnuk percaya atau tidak.
parallel world

Sumber : kepo.me, sainsstory.wordpress.com, perspektifofficial.com. astronomy.com

No comments:

Post a Comment

Pembahasan One Piece 871 "luffy vs Big Mom" siapakah yang berhak menang?

Luffy vs Big Mom luffy akhirnya berhadapan dengan sang yonkou Big Mom. dapatkah Ia Mengalahkan sang yonkou? bagi yang mengikuti a...