ARE MULTIVERSE IS TRUE?
Berbicara tentang sains memang tidak ada habisnya. ada banyak topik dan misteri di dunia ini yang banyak belum terpecahkan salah satunya adalah tentang dunia multiverse atau dunia balik, yaitu adanya kehidupan yang sejalan dan beriringan dengan kita.Lantas, Benarkah multiverse itu Benar-Benar Ada?
Ketika berkata “dunia lain” masyarakat Indonesia
pasti punya makna relevansi terhadap hal mistik nan gaib alias horor. Akan
tetapi, sayangnya kita harus memecah stereotype tersebut karena kita akan membahas “dunia lain” yang
dalam fisika dikenal sebagai MULTIVERSE, dan tidak ada kaitannya dengan mistis. Mungkin ini
akan mereduksi minat sebagian pembaca karena memang pembahasan mengenai multiverse itu ribet
untuk dimengerti. Terkadang untuk paham banget butuh mendalami teori string, teori inflasi
abadi, dan berbagai macam teori yang buat pusing kepala. Mungkin di
sini saya, Resedivis_, akan sedikit membuat perasaan pusing itu
terminimalisir.
Sebelum lebih jauh
membahas tentang Multiverse, ada baiknya kamu mengenal apa itu Multiverse.
Multiverse bisa berarti:
§ Alam semesta jauh di luar “alam semesta” yang terlihat oleh
kita. Sejauh-jauhnya kita melihat hanyalah sebatas
jauhnya teleskop luar angkasa Hubble melihat. Di luar sana siapa tahu ada
alam semesta lain yang mungkin sama dengan alam semesta kita.
§ Alam multidimensi. Alam semesta kita
adalah alam tiga dimensi, yang artinya diperlukan tiga titik untuk
menentukan posisi kita secara tepat. Bisa jadi alam tiga dimensi ini
adalah bagian dari alam empat dimensi. Kita tidak pernah bisa mengamati
dimensi ke empat itu karena ukurannya jauh lebih besar dari dimensi kita.
§ Alam paralel. Seperti pada
percobaan kucing Schrödinger, kucing dianggap tidak hidup dan mati
secara bersamaan tapi alamnya bercabang menjadi dua, yaitu alam yang
berisi kucing hidup dan alam yang berisi kucing mati. Ini adalah paradoks
terbesar dalam dunia fisika.
§ Alam yang punya hukum alam yang beda dengan kita. Kita punya hukum alam sendiri seperti gravitasi yang selalu
tarik menarik dan elektromagnet yang mempunyai muatan. Bisa jadi entah di
mana ada alam yang punya hukum alam yang sangat berbeda dengan hukum alam
punya kita. Misalkan gravitasi yang bisa tarik menarik dan tolak menolak,
atau elektromagnet yang punya lebih dari dua jenis muatan, dan sebagainya.
Ada tiga teori baru
yang menopang kemungkinan adanya universe lain.
§ Big bang theory (Chaotic Inflation) : Big bang hanya menceritakan bahwa
semesta terjadi karena sebuah ekspansi ruang dan waktu. Tapi teori ini
tidak bercerita tentang apa yang ada sebelum terjadi ekspansi, atau
kenapa terjadi ekspansi, dan seterusnya. Andrei Linde mengusulkan satu teori yang dikenal sebagai Chaotic Inflation. Dalam teori
ini, semesta kita hanyalah bagian dari suatu ruang yang lebih luas. Dalam
ruang ini terjadi banyak big bang akibat aktivitas energi
berlebih. Tidak semua ahli fisika setuju dengan teori ini.
§ Dark energy theory : Hal yang
menghubungkan teori dark energy
dengan multiverse adalah besarannya. Besar dark energy yang
ada di semesta kita sangat tepat untuk memberi kesempatan
partikel-partikel hasil ledakan big bang untuk berkumpul
dan membentuk galaksi-galaksi, planet-planet, serta kemudian memungkinkan
adanya kehidupan. Pertanyaannya, kenapa dark energy di
semesta ini bisa memiliki besar yang demikian? Pertanyaan ini dijawab
dengan ‘possibilities‘. Jika kita membayangkan dalam ruang di luar semesta
kita terjadi banyak big bang, maka ada banyak kemungkinan
besar dark energy untuk tiap semesta yang terbentuk.
Hanya saja, di semesta kita kebetulan besarnya ‘pas’.
§ String theory : Teori ini
berhubungan dengan sesuatu yang membentuk quark (bagian terkecil yang diketahui dari suatu
partikel). Sesuatu ini berupa gelang yang bergetar ke segala arah, tidak hanya
dalam arah tiga dimensi tetapi enam atau lebih dimensi. Kemungkinan dari jumlah
dimensi yang mungkin ada sebanyak 10 pangkat 200. Nah,
beberapa fisikawan menyatakan, jumlah itu kemungkinan bisa saja terjadi di
setiap universe yang ada dalam multiverse.
Banyak orang bertanya-tanya tentang dunia parallel/multiverse
Selama beberapa dekade terakhir, sebuah klaim luar biasa
telah memikat para kosmolog: alam semesta mengembang yang kita saksikan di
sekeliling kita bukanlah satu-satunya; miliaran alam semesta lain ada di luar
sana. Bukan satu universe—yang ada multiverse. Dalam
artikel-artikel Scientific American dan buku-buku seperti karangan terakhir
Brian Green, The Hidden Reality, para ilmuwan terkemuka sudah membahas
revolusi super-Copernican. Dalam pandangan ini, bukan hanya bahwa planet kita
adalah salah satu dari sekian banyak planet, tapi juga bahkan keseluruhan alam
semesta kita tidak signifikan pada skala kosmik segala sesuatu. Ia cuma satu
dari banyak alam semesta tak terhitung, masing-masing mengerjakan urusannya
sendiri.
Kata “multiverse” memiliki makna-makna berlainan. Astronom
mampu melihat ke jarak sekitar 42 miliar tahun-cahaya, horizon visual kosmik
kita. Kita tak punya alasan untuk menyangka alam semesta berhenti sampai di
situ. Di baliknya boleh jadi banyak—bahkan tak terhingga—domain yang sangat
mirip dengan yang kita saksikan. Masing-masing memiliki distribusi materi awal
berlainan, tapi hukum fisika yang sama beroperasi di semuanya. Hampir semua
kosmolog hari ini (termasuk saya) menerima tipe multiverse ini, yang Max
Tegmark sebut “level 1”. Tapi sebagian beranjak lebih jauh. Mereka mengemukakan
jenis-jenis alam semesta amat berbeda, dengan fisika berbeda, sejarah berbeda,
barangkali jumlah dimensi ruang berbeda. Sebagian besar hampa, walaupun
sebagian lain disesaki kehidupan. Pendukung utama multiverse “level 2” ini
adalah Alexander Vilenkin, yang melukis sebuah gambar dramatis berupa set alam
semesta tak terhingga dengan jumlah galaksi tak terhingga, jumlah planet tak
terhingga, dan jumlah orang tak terhingga dengan nama Anda dan sedang membaca
artikel ini.
Klaim-klaim serupa telah dilontarkan sejak zaman purba oleh
banyak kebudayaan. Yang baru adalah penegasan bahwa multiverse merupakan teori ilmiah,
dengan segala implikasi matematika yang keras dan dapat diuji secara
eksperimen. Saya skeptis terhadap klaim ini. Saya tidak percaya eksistensi
alam-alam semesta lain itu telah terbukti—atau bisa terbukti. Para pendukung
multiverse, selain memperluas konsepsi kita akan realitas fisik, secara
implisit sedang mendefinisikan ulang apa yang dimaksud dengan “sains”.
DUNIA PARALLEL/MULTIVERSE
Dunia Paralel adalah sebuah dunia yang berjalan sejajar
dengan dunia realita. Di samping kehidupan yang kita kenal dan kita jalani
sekarang, ada satu atau lebih kehidupan lain yang juga berjalan secara
bersamaan dalam dunia paralel.
Awalnya dunia paralel hanya sebuah imajinasi dalam cerita fiksi, tapi kini makin banyak teori yang dijadikan jembatan untuk menjelaskan dan mendukung keberadaan dunia paralel. Para ilmuwan fisika berada di garis depan sebagai pihak yang mencoba menjelaskan kemungkinan keberadaannya.
Ahli fisika Dr. Michio Kaku menganalogikan keberadaan parallel universe bagi kita seperti adanya daerah luar kolam bagi seekor ikan gurami yang tinggal dalam sebuah kolam. Ikan gurami tersebut nggak bisa melihat daerah luar kolam karena keterbatasan 'teknologi' yang ia miliki. Demikian juga, manusia belum bisa melihat alam semesta lainnya dengan alasan yang sama. Meski ikan gurami nggak bisa melihat kehidupan lain di luar kolam, tapi dia bisa tahu ada kehidupan lain dari getaran yang ia rasakan melalui gelombang di permukaan air kolam akibat tetesan air hujan. Getaran yang dirasakan ikan gurami itu adalah gravitasi dan cahaya dari alam semesta lain.
Dasar teori parallel Universe adalah ketidakterbatasan jagat raya yang memberikan kemungkinan adanya alam semesta lain. Saat ini diperkirakan ada 1011 galaksi di jagad raya. Jadi, bukan nggak mungkin jika selain di galaksi yang kita tinggali ada kehidupan yang juga sedang berlangsung. Para Ahli fisika kuantum jelas-jelas menyatakan percaya bahwa tiap detik tercipta dunia paralel seseorang, yang berisi kemungkinan kejadian, termasuk kebalikan dari peristiwa yang kita alami di dunia nyata. Misalnya di dunia nyata kita bisa menyebrang jalan dengan selamat. Di dunia paralel pertama, kita bisa aja berhasil menyeberang tapi kemudian tersungkur, di dunia paralel berikutnya bisa aja kita bahkan nggak tertolong karena sewaktu menyebrang ada mobil yang sedang melaju kencang ke arah kita.
Max Tegmark seorang prof fisika dan astronomi di universitas Pennsylvania sangat percaya keberadaan parallel universe ini. Dalam salah satu artikelnya yang berjudulu 'parallel Universe', Max Tegmark mengungkapkan bahwa ada 4 tingkatan parallel universe.
Level I : Beyond Our Cosmic Horison:
Merupakan teori parallel universe yang paling kecil tingkat kontoversialnya.Teori ini menyatakan bahwa parallel universe tidak dapat kita lihat karena ia berada diluar garis horison alam semesta kita. Analoginya seperti kita melihat kapal di tengah laut. Kita tidak dapat melihat kapal apabila ia berada di luar horison. Tetapi jika kapal itu mendekati kita , dan masuk dalam horison , kita akan dapat melihat kapal itu sedikit demi sedikit. Parallel universe level I oleh ahli fisika digambarkan bahwa alam semesta kita seperti gelembung udara yang saling berdesak-desakan dalam ruang yang disebut jagad raya.
Level II : Other Postiflation Bubbles :
Level ini menyatakan , bila alam semesta pada level I dapat dikelompokkan menjadi satu multiverse , maka jagad raya ini terdapat banyak multiverse. Teori ini didasarkan pada teori Chaotic Eternal Inflation , yang menyatakan bahwa jagad raya kita terus berkembang semakin membesar sejak terjadinya big bang hingga sekarang. Teori ini menyatakan bahwa kita selamanya tidak dapat melihat multiverse lainnya dikarenakan cepatnya perkembangan jagat raya yang menjadi perantara multiverse.
Level III : Quantum Many World :
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya berada disekitar kita! Teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang menyatakan bahwa proses kuantum acak menyebabkan alam semesta bercabang dengan banyaknnya kemungkinan yang terjadi. Perbedaan mendasar pada level I dan III adalah letak alam semesta yang sama dengan alam semesta kita.Level I menyatakan bahwa alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada diluar horison , sedangkan level III mengatakan alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada pada cabang kuantum lainnya. Level III merupakan teori parallel universe yang paling tinggi kontroversialnya , karena teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang juga kontoversial.
Level IV : Other Mathematical Structures :
Merupakan teori paralllel universe yang matematis dan menggunakan semua kemungkinan yang ada. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya tidak hanya berada di luar horison alam semesta kita tetapi juga berbeda dengan alam semesta kita dalam segala hal , misalnya : waktu , hukum fisika , dan jagat raya. Alam semesta pada level IV ini sangat sulit untuk divisualisasikan karena banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi. Salah satu buktinya adanya parallel universe ini ditemukan oleh dua orang ahli fisika , Dr.Robert Foot dan Dr.Saibal Mitra , Melbourne , Australia. Bukti tersebut mereka temukan pada penelitian asteroid Eros berupa adanya percikan mirror matter. Mereka mendefinisikan mirror matter sebagai bayang cermin dari sesuatu yang ada di alam semesta sebagai penyetabil alam semesta. Mirror Matter ini ada sebagai pemenuhan kodrati alam yang selalu simetris dan mempunyai dua sisi , kanan dan kiri. Alam semesta adalah sisi kiri dan mirror matter adalah sisi kanannya. Kita pada saat ini belum dapat melihat keberadaan mirror matter karena ia berinteraksi dengan alam semesta kita hanya melalui gravitasi.
Awalnya dunia paralel hanya sebuah imajinasi dalam cerita fiksi, tapi kini makin banyak teori yang dijadikan jembatan untuk menjelaskan dan mendukung keberadaan dunia paralel. Para ilmuwan fisika berada di garis depan sebagai pihak yang mencoba menjelaskan kemungkinan keberadaannya.
Ahli fisika Dr. Michio Kaku menganalogikan keberadaan parallel universe bagi kita seperti adanya daerah luar kolam bagi seekor ikan gurami yang tinggal dalam sebuah kolam. Ikan gurami tersebut nggak bisa melihat daerah luar kolam karena keterbatasan 'teknologi' yang ia miliki. Demikian juga, manusia belum bisa melihat alam semesta lainnya dengan alasan yang sama. Meski ikan gurami nggak bisa melihat kehidupan lain di luar kolam, tapi dia bisa tahu ada kehidupan lain dari getaran yang ia rasakan melalui gelombang di permukaan air kolam akibat tetesan air hujan. Getaran yang dirasakan ikan gurami itu adalah gravitasi dan cahaya dari alam semesta lain.
Dasar teori parallel Universe adalah ketidakterbatasan jagat raya yang memberikan kemungkinan adanya alam semesta lain. Saat ini diperkirakan ada 1011 galaksi di jagad raya. Jadi, bukan nggak mungkin jika selain di galaksi yang kita tinggali ada kehidupan yang juga sedang berlangsung. Para Ahli fisika kuantum jelas-jelas menyatakan percaya bahwa tiap detik tercipta dunia paralel seseorang, yang berisi kemungkinan kejadian, termasuk kebalikan dari peristiwa yang kita alami di dunia nyata. Misalnya di dunia nyata kita bisa menyebrang jalan dengan selamat. Di dunia paralel pertama, kita bisa aja berhasil menyeberang tapi kemudian tersungkur, di dunia paralel berikutnya bisa aja kita bahkan nggak tertolong karena sewaktu menyebrang ada mobil yang sedang melaju kencang ke arah kita.
Max Tegmark seorang prof fisika dan astronomi di universitas Pennsylvania sangat percaya keberadaan parallel universe ini. Dalam salah satu artikelnya yang berjudulu 'parallel Universe', Max Tegmark mengungkapkan bahwa ada 4 tingkatan parallel universe.
Level I : Beyond Our Cosmic Horison:
Merupakan teori parallel universe yang paling kecil tingkat kontoversialnya.Teori ini menyatakan bahwa parallel universe tidak dapat kita lihat karena ia berada diluar garis horison alam semesta kita. Analoginya seperti kita melihat kapal di tengah laut. Kita tidak dapat melihat kapal apabila ia berada di luar horison. Tetapi jika kapal itu mendekati kita , dan masuk dalam horison , kita akan dapat melihat kapal itu sedikit demi sedikit. Parallel universe level I oleh ahli fisika digambarkan bahwa alam semesta kita seperti gelembung udara yang saling berdesak-desakan dalam ruang yang disebut jagad raya.
Level II : Other Postiflation Bubbles :
Level ini menyatakan , bila alam semesta pada level I dapat dikelompokkan menjadi satu multiverse , maka jagad raya ini terdapat banyak multiverse. Teori ini didasarkan pada teori Chaotic Eternal Inflation , yang menyatakan bahwa jagad raya kita terus berkembang semakin membesar sejak terjadinya big bang hingga sekarang. Teori ini menyatakan bahwa kita selamanya tidak dapat melihat multiverse lainnya dikarenakan cepatnya perkembangan jagat raya yang menjadi perantara multiverse.
Level III : Quantum Many World :
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya berada disekitar kita! Teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang menyatakan bahwa proses kuantum acak menyebabkan alam semesta bercabang dengan banyaknnya kemungkinan yang terjadi. Perbedaan mendasar pada level I dan III adalah letak alam semesta yang sama dengan alam semesta kita.Level I menyatakan bahwa alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada diluar horison , sedangkan level III mengatakan alam semesta yang sama dengan alam semesta kita kita berada pada cabang kuantum lainnya. Level III merupakan teori parallel universe yang paling tinggi kontroversialnya , karena teori ini berkembang dari teori mekanika kuantum yang juga kontoversial.
Level IV : Other Mathematical Structures :
Merupakan teori paralllel universe yang matematis dan menggunakan semua kemungkinan yang ada. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta lainnya tidak hanya berada di luar horison alam semesta kita tetapi juga berbeda dengan alam semesta kita dalam segala hal , misalnya : waktu , hukum fisika , dan jagat raya. Alam semesta pada level IV ini sangat sulit untuk divisualisasikan karena banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi. Salah satu buktinya adanya parallel universe ini ditemukan oleh dua orang ahli fisika , Dr.Robert Foot dan Dr.Saibal Mitra , Melbourne , Australia. Bukti tersebut mereka temukan pada penelitian asteroid Eros berupa adanya percikan mirror matter. Mereka mendefinisikan mirror matter sebagai bayang cermin dari sesuatu yang ada di alam semesta sebagai penyetabil alam semesta. Mirror Matter ini ada sebagai pemenuhan kodrati alam yang selalu simetris dan mempunyai dua sisi , kanan dan kiri. Alam semesta adalah sisi kiri dan mirror matter adalah sisi kanannya. Kita pada saat ini belum dapat melihat keberadaan mirror matter karena ia berinteraksi dengan alam semesta kita hanya melalui gravitasi.
MISTERI DUNIA PARALLEL
Gagasan tentang dunia paralel sudah mengemuka di awal era
1920-an, Teori dunia paralel menyatakan bahwa kehidupan manusia beserta alam
semesta ini [universe] sebenarnya ada banyak. Banyak semesta ini berjalan
secara paralel satu sama lain. ketika itu banyak peneliti meragukan tentang
teori ini, keberadaan dunia paralel baik yang sama dengan dunia kita maupun
yang berbeda belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Para ahli kuantum percaya
bahwa setiap hari, bahkan setiap detik, sebuah dunia paralel tercipta. dunia
paralel ini berjalan beriringan, tp masing-masing dunia tidak menyadari
kehadiran yg lainnya. yang satu merupakan imajiner terhadap yang lain. namun
tidak ada yang bisa memastikan mana yang sebenarnya nyata.
Bagi anda yang pernah menonton film The One yang dibintangi Jet Li mungkin paham dengan definisi dunia paralel, dimana diceritakan dalam film tersebut bahwa perpindahan antara dunia satu ke dunia yang lain adalah mungkin. ada teori yang menggambarkan keberadaan dunia paralel sebagai dunia maya, tetapi kita tidak bisa berinteraksi dengan entitas di dalamnya. teori ini mengilustrasikan keparalelan dunia disini dengan banyak garis yang saling bersilangan. Dimana satu garis menggambarkan sebuah dunia/universe. Dunia paralel ada, ketika manusia dihadapkan pada suatu persimpangan, atau suatu hal yang membuat seseorang memilih. Penjelasan ini dapat dipermudah, dengan menggunakan eksperimen ‘kucing Schrodinger’. Dimana saat pelaku eksperimen memutuskan untuk membuka kotak maka otomatis akan tercipta dua dunia yang baru. Dunia pertama dimana kucing ditemukan hidup, dan dunia satunya dimana kucing ditemukan mati.
Contoh lain, ketika seseorang, sebut saja Dende yang dihadapkan pada suatu pilihan yang mengharuskan dia memilih antara A, B, C, D, atau E [anggap saja dende sedang menghadapi SPMB]. Maka akan terciptalah dunia-dunia dengan dende-dendenya masing-masing sesuai pilihannya masing-masing. Pada dunia pertama dende memilih A, pada dunia kedua dia memilih B, dan juga seterusnya sampai pilihan E. Selain itu muncul juga dunia dimana dende memutuskan untuk tidak memilih apa-apa [karena kalau salah nilainya minus], atau dunia lain lagi dimana dende memutuskan untuk lari meninggalkan ruang kelas [karena kena diare misalnya], atau dunia lain dengan situasi yang tak hingga banyaknya.
Karena hal tersebut berlaku untuk setiap manusia maka jumlah dunia paralel yang ada bisa dihitung. Yaitu jumlah manusia yang ada di muka bumi dikali jumlah pilihan-pilihan yang ada di tiap detik kehidupan tiap individu. Hasilnya tak hingga. Karena jumlah pilihan yang dihadapi tiap manusia dalam hidupnya tak hingga. Dalam kepercayaan agama Budha pernah dikatakan bahwa dalam sebutir pasir pun ada kehidupan dan kehidupan itu tidak terhingga tanpa batas.
Bagi anda yang pernah menonton film The One yang dibintangi Jet Li mungkin paham dengan definisi dunia paralel, dimana diceritakan dalam film tersebut bahwa perpindahan antara dunia satu ke dunia yang lain adalah mungkin. ada teori yang menggambarkan keberadaan dunia paralel sebagai dunia maya, tetapi kita tidak bisa berinteraksi dengan entitas di dalamnya. teori ini mengilustrasikan keparalelan dunia disini dengan banyak garis yang saling bersilangan. Dimana satu garis menggambarkan sebuah dunia/universe. Dunia paralel ada, ketika manusia dihadapkan pada suatu persimpangan, atau suatu hal yang membuat seseorang memilih. Penjelasan ini dapat dipermudah, dengan menggunakan eksperimen ‘kucing Schrodinger’. Dimana saat pelaku eksperimen memutuskan untuk membuka kotak maka otomatis akan tercipta dua dunia yang baru. Dunia pertama dimana kucing ditemukan hidup, dan dunia satunya dimana kucing ditemukan mati.
Contoh lain, ketika seseorang, sebut saja Dende yang dihadapkan pada suatu pilihan yang mengharuskan dia memilih antara A, B, C, D, atau E [anggap saja dende sedang menghadapi SPMB]. Maka akan terciptalah dunia-dunia dengan dende-dendenya masing-masing sesuai pilihannya masing-masing. Pada dunia pertama dende memilih A, pada dunia kedua dia memilih B, dan juga seterusnya sampai pilihan E. Selain itu muncul juga dunia dimana dende memutuskan untuk tidak memilih apa-apa [karena kalau salah nilainya minus], atau dunia lain lagi dimana dende memutuskan untuk lari meninggalkan ruang kelas [karena kena diare misalnya], atau dunia lain dengan situasi yang tak hingga banyaknya.
Karena hal tersebut berlaku untuk setiap manusia maka jumlah dunia paralel yang ada bisa dihitung. Yaitu jumlah manusia yang ada di muka bumi dikali jumlah pilihan-pilihan yang ada di tiap detik kehidupan tiap individu. Hasilnya tak hingga. Karena jumlah pilihan yang dihadapi tiap manusia dalam hidupnya tak hingga. Dalam kepercayaan agama Budha pernah dikatakan bahwa dalam sebutir pasir pun ada kehidupan dan kehidupan itu tidak terhingga tanpa batas.
Masih dalam teori yang sama
ending-ending yang berbeda tadi, tidak mutlak terjadi hanya karena satu langkah
awal. Akan tetapi terdapat percabangan-percabangan yang memungkinkan ending
yang berbeda. Sebagai contoh, dende yang memilih pilihan A, bisa saja juga
berakhir di Institut Tempat orang Bodoh. Misalnya, di tengah-tengah masa
kuliahnya, di semester 6 misalnya, beban kuliah yang overload membuatnya jadi
stres; kemudian dia jadi gila. Atau mungkin malah kasus sebaliknya, dende yang
tidak lulus SPMB; depresi; in spite of jadi gila dia menulis buku; ternyata
bukunya laris; jadilah orang kaya raya. Intinya, suatu akhir cerita [dende kaya
raya atau dende gila], dapat ditempuh dari dunia-dunia yang berbeda, seperti
halnya satu awal cerita [dende menghadapi SPMB] dapat menimbulkan dunia-dunia
yang berbeda.
Sebenarnya masih banyak teori-teori lain yang dikemukakan sehubungan dengan keberadaan dunia lain atau paralel. Saat ini penelitian yang difokuskan kepada teori dari Albert Einstein: ”Tuhan kan tidak bermain dadu”. Dalam hukum Newton, segalanya pasti dan terukur, dalam dunia Kuantum, tidak ada yang benar-benar pasti, yang ada, hanya Probabilitas (Uncertanity Principle, Heisenberg). Dan sejak itu keberadaan Dunia Kuantum pun menjadi makin populer ke seluruh dunia.
Dan apa yang ada disana?
Sebenarnya masih banyak teori-teori lain yang dikemukakan sehubungan dengan keberadaan dunia lain atau paralel. Saat ini penelitian yang difokuskan kepada teori dari Albert Einstein: ”Tuhan kan tidak bermain dadu”. Dalam hukum Newton, segalanya pasti dan terukur, dalam dunia Kuantum, tidak ada yang benar-benar pasti, yang ada, hanya Probabilitas (Uncertanity Principle, Heisenberg). Dan sejak itu keberadaan Dunia Kuantum pun menjadi makin populer ke seluruh dunia.
Dan apa yang ada disana?
Para ahli
memperkirakan dunianya akan mirip seperti dunia kita, tapi sedikit berbeda,
similar, but not exactly the same. Mungkin akan ada tata surya yang sama dengan
kita, dengan Matahari, bintang, planet, Bumi, bahkan orang-orang yang mirip
dengan kita, tapi mungkin hidupnya berbeda. Mungkin Elvis disana masih hidup,
mungkin Napoleon menang perang Waterloo dan menjadi penguasa Eropa. Mungkin.
Bagaimana para saintis itu tahu? I don’t know, mari kita ikuti penemuan
selanjutnya dari para ahli.
ADAKAH BUKTI YANG MENUNJUKKAN TENTANG EKSISTENSI DUNIA PARALLEL?
Berbicara tentang
dunia parallel memang sulit untuk di percayai apalagi tanpa bukti yang kuat dan
nyata. Namun beberapa kisah ini mungkin menunjukkan adanya dunia parallel atau
dunia parallel itu benar adanya dan memang benar-benar eksis keberadaannya.
1.
Kota melayang Yang
Muncul Di langit Cina
Kamu mungkin pasti
pernah mendengar berita tentang hebohnya penampakan seperti kota di atas awan
yang ada di langit Cina. Hal ini mungkin menguatkan bahwa memang benar adanya
dunia parallel. Menurut saya secara pribadi, kemungkinan kota itu bisa
menampakkan diri di atas langit Cina di karenakan adanya teknologi canggih yang
ada di multiverse miliknya sehingga dapat menampakkan diri di multiverse milik
kita. Jika kamu penasaran dengan
penampakan kota tersebut, kamu dapat melihat videonya di sini.
2.
Lelaki misterius dari taured
Pada suatu hari
di tahun 1954, seorang pria yang tak disebutkan namanya melakukan perjalanan ke
Tokyo. Awalnya, semua terlihat normal, namun ketika mendarat di Bandara
Internasional Tokyo, kejadian aneh pun mulai terlihat.Pria tersebut diminta untuk menunjukkan paspornya. Yang
bikin aneh, dalam paspor tersebut tercantum nama Negara yang tak pernah
terdengar di bumi, yaitu “Taured”. Pria misterius tersebut mengatakan bahwa
Taured terletak diantara Spanyol dan Prancis.Setelah
melewati introgasi yang panjang dan membingungkan, akhirnya pria misterius
tersebut diantarkan ke sebuah hotel. Pintu masuk kamar pria tersebut dijaga
oleh 2 petugas imigrasi. Keesokannya harinya, saat mereka masuk ke dalam kamar
tersebut, ruangan itu kosong dan pria misterius telah lenyap tanpa jejak. Yang
bikin aneh, bagaimanaa cara pria itu keluar. Jalan satu-satunya adalah jendela,
namun kamar ini berada di lantai 15. Pencarian telah dilakukan, namun tak
seorang pun yang dapat menemukan pria misterius tersebut.
3. Ong Hat
Ong Hat
didirikan di New Jersey pada abad ke-19 oleh seorang pria bernama Ong setelah
ia melempar topinya ke udara. Namun Topi itu hilang tanpa jejak dan dianggap
terbang ke dimensi lain. Pada tahun 1920, kota Ong Hat ditinggalkan dan dikenal
sebagai kota hantu. Meski demikian Ong Hat tidak dilupakan begitu saja.Beberapa tahun
kemudian, tiga orang ilmuwan mendirikan suatu institusi berbasis ‘chaos’ di Ong
Hat, New Jersey. Disana para ilmuwan mengaku menemukan ‘pintu gerbang’
berbentuk telur yang menuju dimensi lain. Mereka mengatakan menjelajahi sebuah
dunia yang tidak dihuni manusia, hanya ada tanaman dan air disana.
4. ANAK HIJAU DARI
WOOLPIT
Anak-anak
berkulit hijau dikisahkan
muncul di Woolpit di Suffolk, Inggris, sekitar abad ke-12, kemungkinan selama masa
pemerintahan Raja Stephen.
Anak-anak tersebut, laki-laki dan perempuan, secara umum berpenampilan biasa
kecuali kulitnya yang berwarna hijau. Mereka berbicara dalam bahasa yang tidak
diketahui, dan hanya mau memakan kacang hijau. Akhirnya mereka belajar makan
makanan lainnya dan warna hijau kulit mereka memudar, namun si anak lelaki
menjadi sakit-sakitan dan meninggal tak lama setelah mereka dibaptis. Anak yang perempuan memulai hidup
barunya, tetapi ia dianggap "agak bebas dan serampangan dalam
bertingkah."[2] Setelah ia belajar berbahasa
Inggris, si anak perempuan menjelaskan bahwa ia dan saudaranya berasal dari
Negeri St Martin, dunia bawah tanah yang penghuninya berwarna hijau.
Catatan
agak kontemporer hanya terkandung dalam Chronicum Anglicanum karya Ralph dari Coggeshall dan Historia
rerum Anglicarumkarya William dari Newburgh,
masing-masing ditulis sekitar tahun 1189 dan 1220. Antara masa itu dan penemuan
kembali kisah itu pada pertengahan abad ke-19, anak-anak berkulit hijau
tampaknya hanya muncul dalam karya Uskup Francis Godwin, The Man in the Moone,
yang menceritakan catatan William dari Newburgh.[3]
Dua
pendekatan telah mendominasi penjelasan tentang kisah anak-anak hijau: bahwa
itu adalah cerita rakyat yang menggambarkan perjumpaan khayalan dengan penghuni
dari dunia lain, kemungkinan dari bawah tanah atau bahkan kehidupan dari luar
angkasa, atau itu merupakan kisah peristiwa sejarah yang diputarbalikkan. Kisah
itu diakui sebagai kisah fantasi ideal oleh penyair anarkis dan kritikus Herbert Read dalam English Prose
Style karyanya, diterbitkan tahun 1931. Kisah itu memberi inspirasi
dalam satu-satunya novel karyanya, The Green Child, ditulis tahun 1934.
5. Bertemu The Beatles
Masih
ingat dengan grup musik The Beatles yang populer di era 60-an? Mungkin sebagian
besar dari kalian belum terlahir di dunia ini pada masa itu. Sehingga kalian
pun hanya bisa menyaksikkan grup musik berstyle poni tersebut hanya melalui
rekaman video dan foto.Namun
apa yang dialami oleh pria dengan nama samara James Richards ini dapat
dikatakan sebagai suatu keberuntungan. Pada tanggal 9 September 2009, pria yang
berasal dari California tersebut mengaku sedang mengejar anjingnya yang sedang
berlari. Secara tak terduga, ia terjatuh ke dalam suatu lubang dan tak sadarkan
diri. Saat
terbangun ia menemukan dirinya berada di dalam suatu ruangan yang asing. Ia
bertemu dengan seorang pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Jonas. Richard
mengaku membicarakan tentang Grup The Beatles bersama Jonas. Anehnya, Richard
mengaku melihat anggota The Beatles masih hidup.Richard
mengatakan bahwa Ia kembali ke ‘masanya’ dengan menggunakan suatu mesin. Ia
membawa rekaman The Beatles berjudul “Everyday Chemistry” dari dimensi lain,
lalu menguploadnya ke website pribadinya.
Ini adalah beberapa kisah dari sekian
banyak kisah orang-orang yang pernah melihat dunia parallel, entah benar atau tidak, terserah kamu untuk mempercayainya atau
tidak.
Adakah hubungan deja vu dengan dunia parallel?
banyak orang yang merasakan
fenomena Deja Vu, mungkin termasuk anda, itu adalah sebuah perasaan atau kesan
bahwa anda pernah mengalami, menyaksikan atau memiliki pengalaman yang sama
persis dengan sebuah peristiwa sebelumnya.
Makna dari Deja Vu berasal dari bahasa Prancis
yang memiliki arti "Pernah Melihat". Ini adalah fenomena yang umum
namun masih sangat sedikit untuk dapat dipahami. Sebagian besar dari kita saat
berada ditempat yang baru namun kita merasa yakin bahwa kita pernah kesana atau
berada disana sebelumnya, namun seringkali kita merasa kesulitan untuk memahami
bagaimana hal tersebut mungkin terjadi padahal seingat kita tidak pernah kesana
sebelumnya.
Untuk waktu lama, sensasi aneh ini seringkali dikaitkan dengan fenomena paranormal ataupun gangguan neurologis. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan mempelajari fenomena ini dan sejumlah teori tentang deja vu muncul yang menunjukkan bahwa itu bukanlah hanya sebuah kesalahan yang terjadi dalam sistem memori otak kita.
Untuk waktu lama, sensasi aneh ini seringkali dikaitkan dengan fenomena paranormal ataupun gangguan neurologis. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan mempelajari fenomena ini dan sejumlah teori tentang deja vu muncul yang menunjukkan bahwa itu bukanlah hanya sebuah kesalahan yang terjadi dalam sistem memori otak kita.
Psikolog menyebutkan
bahwa deja vu mungkin terjadi ketika aspek-aspek tertentu dari sebuah situasi
saat ini mirip dengan aspek-aspek tertentu dari situasi yang pernah terjadi
sebelumnya. Jika banyak terjadi tumpang tindih antara unsur-unsur dari situasi yang
lama dengan siatuasi yang baru maka kita akan mendapatkan perasaan kesamaan
yang sangat kuat.
Penjelasan alternatif lainnya adalah berkaitan dengan ramalan, kenangan hidup masa lalu, Clairvoyance (kemampuan supranatural untuk melihat sebuah objek atau perbuatan seseorang dimasa lalu), atau hal mistis lainnya yang memenuhi kondisi tertentu dalam perjalanan hidup.
Apapun penjelasan yang ada sebelumnya mengenai deja vu, deja vu tetap saja merupakan fenomena yang universal dengan kondisi manusia dan dasar dari penyebab mengenai fenomena ini masihlah tetap merupakan misteri.
Kemungkinan lain yang menarik adalah rahasia tersembunyi hubungan antara deja vu dengan dunia paralel (Paralel Universal). Seperti banyak yang sudah mengetahui bahwa multiverse adalah teori dimana alam semesta yang kita ketahui bukanlah satu-satunya alam semesta namun alam semesta ada banyak dan sejajar satu sama lain. Alam semesta yang berbeda-beda ini dalam teori multiverse disebut sebagai paralel universe (alam semesta paralel).
Penjelasan alternatif lainnya adalah berkaitan dengan ramalan, kenangan hidup masa lalu, Clairvoyance (kemampuan supranatural untuk melihat sebuah objek atau perbuatan seseorang dimasa lalu), atau hal mistis lainnya yang memenuhi kondisi tertentu dalam perjalanan hidup.
Apapun penjelasan yang ada sebelumnya mengenai deja vu, deja vu tetap saja merupakan fenomena yang universal dengan kondisi manusia dan dasar dari penyebab mengenai fenomena ini masihlah tetap merupakan misteri.
Kemungkinan lain yang menarik adalah rahasia tersembunyi hubungan antara deja vu dengan dunia paralel (Paralel Universal). Seperti banyak yang sudah mengetahui bahwa multiverse adalah teori dimana alam semesta yang kita ketahui bukanlah satu-satunya alam semesta namun alam semesta ada banyak dan sejajar satu sama lain. Alam semesta yang berbeda-beda ini dalam teori multiverse disebut sebagai paralel universe (alam semesta paralel).
Menurut Dr Michio
Kaku, seorang pengajar Fisika di City University of New York: Fisika kuantum
menyatakan bahwa ada kemungkinan bahwa deja vu mungkin disebabkan oleh
kemampuan anda untuk menyelip diantara dua alam semesta yang berbeda.
Dr Kaku menyebut nama Prof Steve
Weinberg seorang ahli teori fisika dan pemenang hadiah nobel sebagai pendukung
gagasan dari Multiverse. Weinberg menyebutkan bahwa ada jumlah yang tak
terbatas dari dunia paralel bersamaan dengan dunia kita dalam ruangan yang
sama.
"Ada ratusan gelombang radio berbeda yang disiarkan disekitar anda dari stasiun-stasiun yang jaraknya berbeda-beda, pada satu kejadian kantor, mobil anda atau ruang tamu anda penuh dengan gelombang radio namun jika anda menghidupkan radio anda hanya dapat mendengarkan satu frekwensi radio pada saat itu, frekuensi lainnya tidak satu phase satu sama lainnya"
Setiap stasiun radio memiliki frekuensi yang berbeda, energi yang berbeda akibatnya radio anda hanya dapat beralih ke salah satu siaran radio dalam satu waktu. Demikian juga dengan alam semesta kita, kita disetel ke frekuensi yang sesuai dengan realitas fisik kita.
Namun ada jumlah tak terbatas dari realita parelel yang bersamaan berjalan dengan kita di ruang yang sama namun kita tidak dapat mengatur untuk dapat pindah ke dunia paralel yang satu ke yang lainnya (masih belum bisa).
"Ada ratusan gelombang radio berbeda yang disiarkan disekitar anda dari stasiun-stasiun yang jaraknya berbeda-beda, pada satu kejadian kantor, mobil anda atau ruang tamu anda penuh dengan gelombang radio namun jika anda menghidupkan radio anda hanya dapat mendengarkan satu frekwensi radio pada saat itu, frekuensi lainnya tidak satu phase satu sama lainnya"
Setiap stasiun radio memiliki frekuensi yang berbeda, energi yang berbeda akibatnya radio anda hanya dapat beralih ke salah satu siaran radio dalam satu waktu. Demikian juga dengan alam semesta kita, kita disetel ke frekuensi yang sesuai dengan realitas fisik kita.
Namun ada jumlah tak terbatas dari realita parelel yang bersamaan berjalan dengan kita di ruang yang sama namun kita tidak dapat mengatur untuk dapat pindah ke dunia paralel yang satu ke yang lainnya (masih belum bisa).
Dr.Michio Kaku
Sementara untuk radio dapat disetel untuk pindah ke frekuensi tertentu dan dengan demikian seperti sebuah stasiun radio tunggal alam semesta kita terdiri dari atom-atom yang berosilasi pada frekuensi yang unik yang tidak memberikan vibrasi pada alam semesta yang lain.
Alam semesta biasanya tidak "dalam fase /in phase", yang bergetar pada frekuensi yang sama, yang satu sama lain karena selisih yang disebabkan oleh waktu, namun disaat mereka "dalam fase" secara teoritis kita dapat "bergerak maju dan mundur" diantara alam-alam semesta itu.
Jadi meskipun masih "belum pasti" namun bisa jadi bahwa saat anda mengalami deja vu anda "bergetar bersama-sama" dengan dunia paralel anda lainnya seperti yang dikemukakan oleh Dr Michio Kaku.
Percayakah kamu akan eksis
nya dunia parallel?Mungkinkah pengalaman déjà
vu yang pernah kita alami adalah jendela bagi dunia parallel ? itu kembali
kepada kita sendiri utnuk percaya atau tidak.
parallel world
Sumber : kepo.me, sainsstory.wordpress.com, perspektifofficial.com.
astronomy.com
No comments:
Post a Comment